JODOH PASTI BERTEMU
Cerpen Karya Dyah Nur Isnaini
“Di nggak kerasa ya bentar lagi udah ambil rapor. Udah setahun deh kita sekolah disini. Kelas sebelas kita bareng lagi nggak ya?” ucap Sira memulai percakapan antara kita berdua
“Ciee lo nggak mau pisah sama gue nih ceritanya. Kalaupun kita nggak sekelas kita kan masih satu sekolah Ra.”
“Iya kan beda, nanti kalau gue sekelas sama anak yang nggak asik gimana?”
“Udah deh nggak usah lebay. Siapa tau di kelas baru lo bisa dapetin pacar baru.”
“Harusnya kata-kata lo tadi buat diri lo sendiri, supaya lo bisa suka sama orang lain dan moveon dari Arfan.”
-
Malam ini seperti malam-malam biasanya, hari ini kuhabiskan malamku
dengan membuka twitter dan mengecek timeline yang rame disaat malam
hari. Saat asik baca timeline tanpa sengaja kulihat tweet dari seseorang
yaitu Arfan. Aku jadi kepikiran sama Sira yang tadi waktu pulang
sekolah bilang kalau aku belum bisa suka sama orang lain dan belum bisa
melupakan Arfan.
Arfan temen smp ku waktu kelas sembilan. Mengingat nama itu sama saja
mengingat kembali moment-moment yang pernah kita lalui.
Kenangan-kenangan yang dulu kembali terbuka dan membuat rasa sesak di
dada. Kita memang nggak pacaran, kita baru dekat saat di kelas sembilan
semester 2. Tapi, setiap melaui moment-moment bareng dia hatiku jadi
seneng. Aku selalu merasa bahagia dan selalu ingin mengulanginya lagi.
Hampir setiap hari ada saja kejadian menarik bareng dia yang sampai
sekarang masih membekas di hati dan pikiranku.
Setahun sudah berpisah, apa aku masih belum bisa melupakan Arfan?
Melupakan semua bayangan Arfan beserta kenangan-kenangannya. Kenangan
yang bisa membuatku tertawa bahagia sendiri tapi juga sering membuatku
sedih karena aku nggak akan bisa mengulanginya lagi.
The story of my life i take her home a drive all night to keep her warm and time its froze
Suara handphoneku yang berdering secara tiba-tiba membuat konsentrasiku
terpecah. Ternyata suara panggilan itu dari Sira yang malam-malem gini
masih aja mengganggu hidupku. Tapi, walaupun Sira kadang-kadang nganggu
banget tapi dia sahabat yang paling aku cintai. Karena aku baru nemu
sahabat kayak dia, sahabat yang baik banget.
“Apa sih Putri Sira?? Ganggu aja malam-malam??” ucapku dengan nada yang nggak semangat dan males-malesan
“Ih kok lemes gitu sih? Aku Cuma mau tanya aja kok besok lo masuk sekolah nggak? Atau mungkin lo mau bolos gitu?” tanya Sira
“Kayaknya sih masuk. Emang kenapa? Lo mau bolos???”
“Enggak cuma mastiin aja. Tapi kenapa gue pake telepon lo segala ya?
Harusnya kan gue udah tau jawabannya. Secara lo kan siswa yang paling
rajin masuk sekolah tapi sayangnya bukan buat belajar tapi buat modusin
anak sekolah sebelah.”
“Lama-lama ngeselin ya lo Ra?” jawabku jutek
“Ih bercanda kali. Iya iya maafin Sira ya Disa???”
“Bodo! Nggak mau gue maafin.” tanpa mendengarkan ocehan Sira lebih
lanjut, langsung ku matikan teleponku dan kulemparkan di atas kasur.
-
Pagi ini seperti biasanya aku berangkat sekolah diantar ayahku. Waktu di
jalan, motor ayahku dilewati oleh anak SMA yang baru kusadari kalau
anak itu Arfan. Rumahku sama Arfan memang satu daerah, tapi anehnya
walaupun satu daerah kita jarang banget ketemu. Jujur sih aku seneng
banget bisa berangkat bareng dia. Karena motornya di depan motor ayahku,
jadi aku bisa ngelihatin wajahnya secara diam-diam lewat spion
motornya. Ya walaupun kaca helmnya hitam tapi aku tetep seneng bisa
ngelihatin dia. Karena dengan begitu aku bisa merasa bahagia. Kalo kata
orang bahagia itu sederhana, mungkin itu yang saat ini aku rasakan.
Dengan melihat wajah Arfan dari kejauhan itu sudah mampu membuatku
merasa menjadi orang paling bahagia.
Waktu hampir sampe sekolah ternyata aku sudah nggak bareng Arfan lagi.
Motornya sudah jauh di depan motor ayahku. Harapanku, semoga sesampainya
di sekolah nanti aku bisa bertemu dia lagi.
Dan waktu turun dari motor, dari kejauhan aku udah lihat sosok Arfan.
Nggak tau kenapa mataku memang jelas banget kalo ngelihat orang walaupun
jaraknya lumayan jauh. Mungkin bukan penglihatanku yang jelas, tetapi
hati yang menuntunku pada Arfan. Aku udah mempersiapkan diriku supaya
nggak keliatan deg-degan waktu menyapa dia, karena selama ini dia memang
nggak pernah tau kalo aku suka sama dia. Aku hanya menyimpan rasa ini
untukku, Sira, dan Tuhan. Karena semakin sedikit orang mengetahui rasa
cintaku ini, semakin ringan aku menghadapi rasa sakit yang nantinya akan
aku dapatkan dan aku rasakan karena perasaan cinta yang aku miliki ini.
Aku juga lebih senang menyukai Rfan secara diam-diam dan menjadi
pengagum rahasianya.
“Arfan...” kusapa dia sambil melayangkan senyuman padanya.
“Eh dis” jawab Arfan disertai senyuman yang manis dan lambaian tangan
yang cukup membuat jantungku berdebar dan kegirangan sampai pingin
teriak-teriak meluapkan kegembiraanku ini.
Dan bener juga sih kata Sira, Arfan adalah salah satu alasanku kenapa
aku rajin masuk sekolah. Karena walaupun kita nggak satu sekolah, tapi
sekolahku dan Alfa bersebelahan dan hanya dibatasi satu gedung. Setiap
berangat sekolah, aku tidak lupa berdoa supaya Tuhan mempertemukanku
dengan Arfan entah disaat berangkat sekolah maupun pulang sekolah.
“Sira... Lo tau gue habis ketemu sama siapa?” ucapku meluapkan kebahagiaan pada Sira setelah sampai kelas
“Siapa? Anak sebelah?”
“Iya. Dan lo tau gue dapet senyuman dari dia. Semangat pagi banget nggak sih?”
“Iya iya yang habis ketemu sama orang spesial. Udah ah nggak usah
lebay.” jawab Sira dengan tenang dan membuatku sadar karena tingkahku
pagi ini udah terlewat lebay.
Karena hari ini classmeeting jadi nggak ada deh yang namanya pelajaran.
Di hari-hari terakhir sekolah ini, murid-murid di sekolahku disibukkan
dengan melengkapi tugas akhir semester dan mengikuti workshop yang
diadakan sekolah. Karena tugasku dan tugas Sira udah selesai, dan hari
ini nggak ada workshop yang wajib kita ikuti akhirnya aku sama Sira cuma
mager di kelas sambil curhat-curhatan.
“Di, lo udah tau ada berita baru belum?” tanya Sira
“Berita apa? Gue belum tau nih, kan gue kudet nggak kayak lo si Miss Update.” tanyaku balik pada Sira
“Ehm nggak jadi deh nanti kalo gue cerita sama elo, gue dibilang lebay
lagi.” Oke jawaban Sira ini membuat gue penasaran karena dari cara
bicara Sira kayak ada sesuatu yang disembunyiin dari gue.
“Bener nih nggak jadi? Ya udah deh kalo begitu. Padahal gue kepo lho”
Karena udah ngerasa bosen, aku dan Sira memutuskan untuk pulang sekolah lebih awal dibanding hari biasanya.
Sampai rumah aku rebahkan tubuhku diatas tempat tidurku sambil aku
menyalakan hp dan main twitter. Setelah balesin mention-mention yang
masuk, aku ngecek timelinenya Arfan. Karena sebagai secret admirer salah
satu kegiatan yang biasa aku lakukan adalah baca timeline twitternya
Arfan. Aku baca tweet-tweetnya yang ternyata dipenuhi mentionannya sama
temen-temennya. Sampai akhirnya aku baca salah satu mentionan dari
temennya Alfa yang isinya ‘Longlast ya Fna sama Lisa’.
Nggak tau kenapa waktu baca tweet itu rasanya kaget dan hati rasanya
sakit. Pikiranku dipenuhi berbagai pertanyaan. Siapa Lisa? Apa maksud
mentionan tadi yang bilang ‘Longlast ya Fan sama Lisa’. Ada apa sama
hatiku? Kenapa hanya dengan membaca tweet tadi membuat hatiku sakit?
Tanpa sadar aku meneteskan air mata. Hatiku semakin bergejolak karena
dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang aku sendiri nggak tau jawaban
pastinya.
“Kenapa aku menangis? Kenapa hatiku sakit saat tau kalau Arfan sudah
menjadi milik orang lain? Apa ini yang dinamakan cinta? Apakah rasa yang
selama ini aku simpan untuk Arfan bukan sekedar rasa suka atau kagum?”
Tuhan...
Aku hanya bisa berdoa pada Tuhan. Jika yang sedang kurasakan ini adalah
rasa cinta, aku harap peliharalah rasa cintaku ini hanya untuk Arfan.
Jika Arfan jodoh yang Kau kirim untukku dekatkanlah dia padaku. Tapi
jika dia bukan jodoh yang kau kirim untukku aku harap dia bahagia dengan
orang lain yang telah Kau pilihkan untuk dia. Orang lain yang lebih
baik dariku. Dan semoga dia selalu bahagia bersama pilihan hatinya,
walaupun itu bukan aku. Mungkin memang saat ini Arfan belum memilihku,
namun jika dia jodohku aku akan memilikinya dan jika kita ditakdirkan
bersama aku akan dipertemukan diwaktu yang tepat. Karena aku yakin, jika
kita jodoh kita akan dipertemukan dan disatukan oleh Tuhan.