Terjawab sudah semuanya
Semua pertanyaan dalam hati ini
Semua keresahan ini
Kegelisahan hati ini pun sudah terungkap
Kini aku tahu apa jawabmu
Kau anggap apa aku selama ini
Kau akhiri hubungan di antara kita
Kau putuskan hubungan ini begitu saja
Inilah yang selama ini telah kau nantikan
Akhir dari kisah kita
Tanpa air mata, kuhapus semua kenangan ini
Tanpa ragu sedikitpun
Tanpa menoleh sedikitpun
Ku berjalan menuju langkah berikutnya
Tanpa beban, tanpa resah dan tanpa keraguan
Langkah pasti menuju masa depan
Yang terbuka hanya untukku
Tanpa dirimu
Sabtu, 21 November 2015
SUATU PERTANDA
Senja belum saja menggulung dirinya
Malam pun belum berkemas ‘tuk mengelana
Aku yang berjalan , diantara keduanya
Entah untuk apa
Hujan belum saja pergi
Cerah pun belum menampakkan diri
Ku lihat ia duduk sendiri
Tiada satupun yang menemani
Izinkanlah aku duduk
Tak perlulah kau menunduk
Biarlah ku mulai menyapa
Ku harap hatimu tau , apa maksudnya
Mulut ini memulai sepatah kata
Kau hanya tertawa
Tapi ia tak mengapa
Karena ia tau itulah suatu pertanda
Malam pun belum berkemas ‘tuk mengelana
Aku yang berjalan , diantara keduanya
Entah untuk apa
Hujan belum saja pergi
Cerah pun belum menampakkan diri
Ku lihat ia duduk sendiri
Tiada satupun yang menemani
Izinkanlah aku duduk
Tak perlulah kau menunduk
Biarlah ku mulai menyapa
Ku harap hatimu tau , apa maksudnya
Mulut ini memulai sepatah kata
Kau hanya tertawa
Tapi ia tak mengapa
Karena ia tau itulah suatu pertanda
BELENGGU MALAM
Kini aku tersesat
Gelap …
Hanya gelap dan rerimbuan yang terlihat
Dimana purnama berada ?
Pekat ini menyelimuti jemari yang terus meraba
Dimana dia? Kemana arahnya?
Kini aku tersesat
Gelap gelap …
Sepi ini membelenggu ku
Hitamnya, kelamnya, merengkuh kuat takdir malam
Jangkrik pun tak lagi berkutik teredam hujan rintik-rintik
Aku butuh engkau
Tuk temani sunyi ini
Aku butuh engkau
Tuk kuatkan jiwa yang sepi
Sebelum ku hilang dari kebingaran
Sebelum ku tenggelam dari peradaban
Aku ingin pulang …
Pulang bersama angan
Diterangi ribuan bintang
Terbebas dari rimba tak bertuan
Kembali bersama mereka yang ku sanyang
Tapi kini aku tersesat
Gelap …
Dan hanya gelap yang terlihat
Gelap …
Hanya gelap dan rerimbuan yang terlihat
Dimana purnama berada ?
Pekat ini menyelimuti jemari yang terus meraba
Dimana dia? Kemana arahnya?
Kini aku tersesat
Gelap gelap …
Sepi ini membelenggu ku
Hitamnya, kelamnya, merengkuh kuat takdir malam
Jangkrik pun tak lagi berkutik teredam hujan rintik-rintik
Aku butuh engkau
Tuk temani sunyi ini
Aku butuh engkau
Tuk kuatkan jiwa yang sepi
Sebelum ku hilang dari kebingaran
Sebelum ku tenggelam dari peradaban
Aku ingin pulang …
Pulang bersama angan
Diterangi ribuan bintang
Terbebas dari rimba tak bertuan
Kembali bersama mereka yang ku sanyang
Tapi kini aku tersesat
Gelap …
Dan hanya gelap yang terlihat
KITA MEMANG TAK PERNAH SAMA
Alasan Aku disini
Alasan Aku terdiam disini
bukankah tak berbeda dengan alasan mu yang tengah meniti sore?
menghela nafas dalam oksigen yang sama
kita memang tak benar berbeda..
Kamu yang bermain dengan permainan kanak-kanak mu
dengan Aku yang bermain-main dengan masa lalu
Kita memang tak benar berbeda..
Kamu yang tertawa hingga menangis
dengan Aku yang terduduk sambil menangis
Kita memang tak benar berbeda..
Dalam pergantian waktu kita terjebak dalam arah yang sama
Senyuman mu yang palsu dengan senjata ku yang tajam
mereka beradu
tak perlu baik saat kau tak ingin berbuat baik
karena semua itu merugikan mu
dari kejauhan Aku melihat kecurangan mu
dari kejauhan Kau melihat kepasifan ku
Hanya sesaat bukankah kita agak berbeda?
Orang-orang yang menggenggam tangan mu
akan kau tarik jatuh bersama
dan Orang-orang yang menjauhi ku tak akan pernah jatuh mendekati ku
Ku rasa kita memang jauh berbeda..
Kita memang tak pernah sama
Alasan Aku terdiam disini
bukankah tak berbeda dengan alasan mu yang tengah meniti sore?
menghela nafas dalam oksigen yang sama
kita memang tak benar berbeda..
Kamu yang bermain dengan permainan kanak-kanak mu
dengan Aku yang bermain-main dengan masa lalu
Kita memang tak benar berbeda..
Kamu yang tertawa hingga menangis
dengan Aku yang terduduk sambil menangis
Kita memang tak benar berbeda..
Dalam pergantian waktu kita terjebak dalam arah yang sama
Senyuman mu yang palsu dengan senjata ku yang tajam
mereka beradu
tak perlu baik saat kau tak ingin berbuat baik
karena semua itu merugikan mu
dari kejauhan Aku melihat kecurangan mu
dari kejauhan Kau melihat kepasifan ku
Hanya sesaat bukankah kita agak berbeda?
Orang-orang yang menggenggam tangan mu
akan kau tarik jatuh bersama
dan Orang-orang yang menjauhi ku tak akan pernah jatuh mendekati ku
Ku rasa kita memang jauh berbeda..
Kita memang tak pernah sama
PENYESALANKU
Aku sakit… Ketika kumulai membuka mata hatiku, disaat itu engkau malah menyakitiku
Kasihh…
Kau jahat
Kau tega hancurkan perasaan yang dulu tumbuh indah bersemi di kehidupan kita
Dan kau mala ciptakan api disamping kertas putih yang kau beri waktu lalu untukku..
Hingga semuanya sirna, hangus bagai lautan biru tak pernah dapat tuk digenggam.
Sungguh aku kecewa!!
Takan lagi aku kenal sosok spertimu.
Dirimu bagai batu tak punya hati,, tak punya takpunya rasa bersalah.
Skarang tak pantas lagi kata sayang untukmu..
Yang pantas kata putus!!
Kasihh…
Kau jahat
Kau tega hancurkan perasaan yang dulu tumbuh indah bersemi di kehidupan kita
Dan kau mala ciptakan api disamping kertas putih yang kau beri waktu lalu untukku..
Hingga semuanya sirna, hangus bagai lautan biru tak pernah dapat tuk digenggam.
Sungguh aku kecewa!!
Takan lagi aku kenal sosok spertimu.
Dirimu bagai batu tak punya hati,, tak punya takpunya rasa bersalah.
Skarang tak pantas lagi kata sayang untukmu..
Yang pantas kata putus!!
SENYUM INI MENIPUMU
Senyum ini ku pancarkan setiap hari
Tawa ini menutupi kesedihan itu
Canda ini menghibur diriku sendiri
Masalah ini ku kemas dengan ketiga hal tersebut
Sehingga tidak ada yang mengetahuinya
Dan aku berhasil ?
Iyah aku berhasil
Aku berhasil menipu semua orang dengan itu semua
Kamu bahagia punya keluarga sepertinya
Kamu bahagia dengan kehidupan sekarang
Kamu bahagia hari-harimu selalu ceria
Dan kamu ? iyah kamu
Kamu salah menilaiku
Kamu gak tau bagaimana keadaanku sebenarnya
Kamu gak akan pernah tau ada apa dan kenapa dengan aku
Aku tlah menipumu
Aku buat hari-hariku slalu ceria
Tersenyum kepada semua orang
Tawa canda dengan mereka
Memberi saran ketika mereka ada masalah
Dan aku berhasil menutupi itu semua dari kalian
Tetapi dengan diriku sendiri ?
Aku apa ? Aku bisa apa ?
“Kamu harapan keluarga satu-satunya”
Perkataan itu memaksaku untuk terus melangkah
Melangkah dimana kaki ini sakit terkena kerikil-kerikil tajam diluar sana
Aku paksa kaki ini melangkah
Kaki ini luka kaki ini sakit
Berjalan diatas kerikil-kerikil tajam tersebut
Sementara perjalanan ini masih panjang
Dan yang aku lihat
Kerikil-kerikil itu
Iyah kerikil itu semakin tajam didepan sana
Tuhan
Jiwa ini lelah
Badan ini cape
Beban ini kian hari kian berat
Batin ini perlahan-lahan tersiksa
Ingin rasanya tenang
Tawa ini menutupi kesedihan itu
Canda ini menghibur diriku sendiri
Masalah ini ku kemas dengan ketiga hal tersebut
Sehingga tidak ada yang mengetahuinya
Dan aku berhasil ?
Iyah aku berhasil
Aku berhasil menipu semua orang dengan itu semua
Kamu bahagia punya keluarga sepertinya
Kamu bahagia dengan kehidupan sekarang
Kamu bahagia hari-harimu selalu ceria
Dan kamu ? iyah kamu
Kamu salah menilaiku
Kamu gak tau bagaimana keadaanku sebenarnya
Kamu gak akan pernah tau ada apa dan kenapa dengan aku
Aku tlah menipumu
Aku buat hari-hariku slalu ceria
Tersenyum kepada semua orang
Tawa canda dengan mereka
Memberi saran ketika mereka ada masalah
Dan aku berhasil menutupi itu semua dari kalian
Tetapi dengan diriku sendiri ?
Aku apa ? Aku bisa apa ?
“Kamu harapan keluarga satu-satunya”
Perkataan itu memaksaku untuk terus melangkah
Melangkah dimana kaki ini sakit terkena kerikil-kerikil tajam diluar sana
Aku paksa kaki ini melangkah
Kaki ini luka kaki ini sakit
Berjalan diatas kerikil-kerikil tajam tersebut
Sementara perjalanan ini masih panjang
Dan yang aku lihat
Kerikil-kerikil itu
Iyah kerikil itu semakin tajam didepan sana
Tuhan
Jiwa ini lelah
Badan ini cape
Beban ini kian hari kian berat
Batin ini perlahan-lahan tersiksa
Ingin rasanya tenang
SEPENGGAL CERITAKU
Tak kurasa aku sudah hampir menginjak angka 2
Mungkin bagi sebagian orang, jika aku menelangah
Kehidupan mereka sedang dihujani kesenangan
Tapi, jika saja aku sedang merunduk
Aku melihat sebagian lainnya merenungi indahnya masa kesusahan
Begitulah kehidupan !
Tanpa kiasan puisi ini saya tuliskan
Untuk menutupi semua beban kesedihanku
Ku tulis ini disaat,
Aku duduk di teras rumahku
Tak ada bintang bahkan, tak ada bulan sama sekali yang aku lihat
Hanya selayar putih bercahaya tempat aku menuliskan ini semua
Aku sehabis menangis dan tertawa
Menangis karena telingaku panas dengan kehidupan kelamku
Dan tertawa karena mengenang masa kecilku
Ahh !! itulah lucu nya kemuakan akalku.
Yah beginilah kehidupan
Jika aku melihat bintang yang jatuh saat ini mungkin aku berdoa
Ya robbi ubahlah kehidupanku dengan pernak-pernik kasih sayangmu
Dan berilah hiasan merah jambu seperti tanda cinta dihidupku
Dan ya robbi, aku tau itu mustahil saat terjadi tapi,
Aku yakini inilah liku terbaik untukku
Terima kasih
SUATU PETANDA
Senja belum saja menggulung dirinya
Malam pun belum berkemas ‘tuk mengelana
Aku yang berjalan , diantara keduanya
Entah untuk apa
Hujan belum saja pergi
Cerah pun belum menampakkan diri
Ku lihat ia duduk sendiri
Tiada satupun yang menemani
Izinkanlah aku duduk
Tak perlulah kau menunduk
Biarlah ku mulai menyapa
Ku harap hatimu tau , apa maksudnya
Mulut ini memulai sepatah kata
Kau hanya tertawa
Tapi ia tak mengapa
Karena ia tau itulah suatu pertanda
Malam pun belum berkemas ‘tuk mengelana
Aku yang berjalan , diantara keduanya
Entah untuk apa
Hujan belum saja pergi
Cerah pun belum menampakkan diri
Ku lihat ia duduk sendiri
Tiada satupun yang menemani
Izinkanlah aku duduk
Tak perlulah kau menunduk
Biarlah ku mulai menyapa
Ku harap hatimu tau , apa maksudnya
Mulut ini memulai sepatah kata
Kau hanya tertawa
Tapi ia tak mengapa
Karena ia tau itulah suatu pertanda
SETETES AIR MATAKU
kekasih ku bawalah diriku
terbang melayang kelangit hatimu
mengukir cinta di atas megamu
yang akan ku kenang selalu
satukan hati dalam bahagia
hanya padamu daku sandarkan
harapan cinta yang bersemayam
kesetia an yang ku miliki
jika teringat tentang dirimu
berlinang lah air mataku
ku rindu saat bersamamu
berbagi kasih seperti dulu
aku kan selalu mendoakan dirimu
agar kau kembali kepangkuanku
bersama diriku disini
untuk selamanya….
kekasiku kini kau telah pergi
tingal kan ku sendiri
dantakan pernah kembali
kepangkuanku lagi..
HARAPAN BERJUMPA
Kubelah gelap malam dengan air mata
Kusingkap tirai malam dengan isak tangis
Menahan rindu, menahan rasa
Ingin bertemu, ingin bersua
Bertahun tak bertemu
Menyisakan tanya didalam hati
Masihkah ada cinta, masihkah ada kita?
Kasih…
Jika aku bukan lagi lelakimu
Jika aku bukan lagi tawamu
Jika aku bukan lagi hidupmu
Aku ingin kau mendengar
Masih dapatkah kita berjumpa kembali?
DI DALAM SEPI INI
Di dalam Sepi ini
Rindu Bertandang lagi
Pada Waktu – waktu yang lalu
Saat – teman teman menemaniku
Berkongsi cerita suka dan duka
Menghibur di kala aku berduka
Di dalam sepi ini
Aku kembali merenungi diri
Siapa aku yang sebenarnya
Mengapa aku jadi begini..
Masih menghitung hari
Bila aku akan bahagia
Seperti aku waktu yang dulu
Di Dalam sepi ini
Termenung aku sendiri
Digujung dlm gelapnys malam
Melihat hujan yang turun
Selebat gujan dihatiku.
Aku rindu padamu
Rindu Bertandang lagi
Pada Waktu – waktu yang lalu
Saat – teman teman menemaniku
Berkongsi cerita suka dan duka
Menghibur di kala aku berduka
Di dalam sepi ini
Aku kembali merenungi diri
Siapa aku yang sebenarnya
Mengapa aku jadi begini..
Masih menghitung hari
Bila aku akan bahagia
Seperti aku waktu yang dulu
Di Dalam sepi ini
Termenung aku sendiri
Digujung dlm gelapnys malam
Melihat hujan yang turun
Selebat gujan dihatiku.
Aku rindu padamu
RINDU DALAM HATI
Di gelapnya malam tanpa bintang
Terlintas wajah ayu nan manis dalam lamunan
Terasa dinginnya malam sampai tulang
Menahan pilu nan rindu dalam hati
Bagai menggenggam bara api yang panas.
Kasih pernah kah kau rasakan semua ini
Perasaan yang menyiksa jiwa yang merindu ini
Kasih di mana kau berada di sini q slalu menanti mu
Sampai nanti mentari tak bersinar bunga tak lagi wangi
Sampai nanti nafas tak berhembus
Darah tak lagi mengalir dan jantung tak lagi berdetak
Sampai tuhan memanggil ku pulang
Sayang cinta dan rindu ini hanya untukmu
Terlintas wajah ayu nan manis dalam lamunan
Terasa dinginnya malam sampai tulang
Menahan pilu nan rindu dalam hati
Bagai menggenggam bara api yang panas.
Kasih pernah kah kau rasakan semua ini
Perasaan yang menyiksa jiwa yang merindu ini
Kasih di mana kau berada di sini q slalu menanti mu
Sampai nanti mentari tak bersinar bunga tak lagi wangi
Sampai nanti nafas tak berhembus
Darah tak lagi mengalir dan jantung tak lagi berdetak
Sampai tuhan memanggil ku pulang
Sayang cinta dan rindu ini hanya untukmu
Langganan:
Postingan (Atom)